Sabtu, 01 November 2014

SEJARAH : REVOLUSI AMERIKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang
            Tahun 1600-an merupakan awal dari terjadinya gelombang emigrasi dari Eropa ke Amerika Utara secara besar-besaran. Pelayaran Colombus atas nama kerajaan Spanyol pada tahun 1942 telah membuka jalan untuk mencapai benua baru yang kemudian disebut Amerika. Imigran yang mendominasi adalah orang-orang Inggris dan Skotlandia. Mereka datang dengan alasan diantaranya karena mereka melarikan diri dari penindasan politik, demi mencari kemerdekaan ataupun untuk menarik peruntungan yang lebih baik daripada negeri mereka sendiri. Hingga pada 1775 penduduk mencapai jumlah lebih dari 2,5 juta orang yang tersebar dalam tiga koloni regional; Koloni New England, Koloni Tengah, dan Koloni Selatan.
            Meskipun tiga koloni tersebut dapat dikatakan sebagai masyarakat yang mengerti akan pentingnya pendidikan dan asas-asas kebebasan, namun hal tersebut belum mampu menghentikan pemerintahan kolonial Inggris dari Amerika. Keunggulan posisi Inggris atas Amerika semakin menguat dan meresahkan terutama setelah kemenangannya atas Perancis pada perang 7 tahun (1756-1763).
1.2.      Tujuan Penulisan
a.       Mengidentifikasi faktor-faktor kemunculan Revolusi Amerika
b.      Menjelaskan sejarah terjadinya Revolusi Amerika
c.       Mengenal tokoh-tokoh Revolusi Amerika dan peranannya
d.      Membuktikan pengaruh Revolusi Amerika pada bidang POLEKSOSBUD Eropa dan Indonesia

1.3.      Ruang Lingkup
·         Revolusi Amerika
BAB II
PEMBAHASAN


2.1.      Faktor Penyebab Terjadinya Revolusi Amerika
Faktor penyebab terjadinya Revolusi Amerika antara lain sebagai berikut.
a.       The Great Awakening
            The Great Awakening meningkatkan kelompok penginjil (gereja Kristen yang percaya pada perubahan pribadi dan kesempurnaan Alkitab) dan semangat kebangkitan, yang terus memainkan peran signifikan dalam kehidupan religious dan budaya Amerika. Hal ini melemahkan status mapan para rohaniwan dan memprovokasi para penganut agama untuk berpegang pada akal sehat mereka. Mungkin yang paling penting, semua ini mengarah kepada proliferasi sekte dan kelompok agama, yang pada akhirnya mendorong orang-orang menerima prinsip toleransi religius.
b.      Berkembangnya Otonomi daerah
            Pada 1618, Persekutuan Virginia mengeluarkan instruksi kepada gubernur yang ditunjuk yang menyatakan bahwa setiap penduduk bebas dalam perkebunan harus memilih wakilnya untuk bergabung dengan gubernur dan dewan yang ditunjuk dalam mengesahkan peraturan pemerintah demi kemakmuran koloni. Langkah ini terbukti menjadi yang salah satu langkah dengan dampak paling jauh ke depan dalam seluruh periode kolonial. Sejak saat itu, masyarakat umum menerima fakta bahwa warga koloni mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan mereka sendiri.



c.       Kesadaran tentang Kebebasan
            Pada awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung Kerajaan Inggris, tetapi mengikuti aturan yang dibentuk oleh Revolusi Agung. Gubernur koloni mencoba menerapkan kekuasaan yang menghilang dari tangan Raja di Inggris, tetapi majelis koloni yang mengetahui peristiwa tersebut, berupaya mengesahkan “hak” dan “kebebasan” mereka. Dasar tuntutan mereka adalah pada dua kekuatan signifikan yang mirip dengan apa yang dianut oleh Parlemen Inggris: hak untuk memilih dalam masalah pajak, pembelanjaan dan hak memulai legislasi ketimbang hanya bereaksi terhadap proposal dari gubernur.
d.      Inggris butuh dana besar setelah perang tujuh tahun
            Kemenangan Inggris dalam perang Tujuh Tahun ternyata tidak menyelesaikan masalah yang harus dihadapi pemerintah Inggris di koloni Amerika. Bagi Inggris kemenangan dalam perang meyisakan hutang yang jumlahnya cukup besar, mencapai 130 juta Pound. Lebih dari pada itu, bertambahnya wilayah Inggris telah menambah beban baru yang harus ditanggung oleh pemerintah Inggris. Akhirnya pemerintah Inggris membebani daerah koloni untuk turut serta meringankan beban keuangan yang dihadapi Inggris. Daerah-daerah koloni tersebut dipungut berbagai macam pajak tanpa melalui perundingan. Pajak tersebut terhimpun dalam berbagai aturan seperti :
-       Undang-undang Gula (Sugar Act) pada tahun 1764, yang mana Undang-Undang ini mengatur tentang kenaikan pajak bagi gula yang masuk ke Amerika.
-          Undang-Undang Stempel (Stamp Act) pada tahun 1765 yang mengatur tentang pajak materai atas surat-surat kabar, pamflet, percetakan, dokumen-dokumen hukum, asuransi, surat perkapalan dan lisensi.
-          Undang-Undang Seperempat (Quarter Act), yang disahkan pada 1765, yang mewajibkan koloni menyediakan perlengkapan dan barak bagi serdadu kerajaan.
-          Undang-Undang Townshend yang berdasarkan premis bahwa pajak yang dibebankan pada barang yang diimpor oleh koloni itu legal sementara pajak internal (seperti UU Stempel) itu ilegal.


e.       The Boston Tea Party
            Insiden ini terjadi karena East India Company (EIC) memiliki persedian teh dalam jumlah besar yang tidak bisa dijual di Inggris sehingga membuat perusahaan tersebut hampir bangkrut. Pemerintah Inggris turun tangan dan meloloskan Tea Act tahun 1773, yang memberikan hak kepada East India Company untuk mengekspor barang langsung ke koloni Amerika tanpa harus membayar pajak yang biasa dikenakan pada pedagang koloni. Dengan cara ini, EIC bisa menjual barang terutama teh di bawah harga normal sehingga memicu terjadinya monopoli perdagangan yang akan merugikan pedagang lokal. Kebencian terus berlanjut terutama diantara mereka yang tidak terlibat dalam perdagangan monopoli dengan EIC sehingga tidak merasakan keuntungan dari monopoli perdagangan teh.
Pada malam 16 Desember 1773, sekelompok orang menyamar sebagai Indian Mohawk dipimpin Samuel Adams menaiki tiga kapal Inggris yang tertambat dan membuang muatan teh mereka ke pelabuhan Boston. Karena ragu akan komitmen bangsa mereka terhadap prinsip, mereka takut jika teh tersebut tiba di daratan, warga koloni akan membeli teh itu dan membayar pajak. Inggris menanggapi hal tersebut dengan mengeluarkan undang-undang disipliner dan Quebec. Walaupun UU Quebec belum diloloskan sebagai suatu hukuman, warga Amerika menghubungkannya dengan UU Disipliner dan semua itu kemudian dikenal sebagai “Five Intolerable Acts” (Lima UU yang Tidak Dapat Ditoleransi).

2.2.      Terjadinya Revolusi Amerika
Pertempuran di Lexington
Pada April 1775 terjadi pertempuran pertama antara Amerika dan Inggris di Lexington atas perintah Jenderal Thomas Gage untuk merebut serbuk mesiu yang ada di tangan koloni. Pasukan Inggris memulai aksi tembakan kepada pihak Amerika. Adu tembak tidak dapat dihindari lagi. Pihak Amerika dengan 77 Minuteman-nya (Pasukan utama yang siap berperang dalam semenit) berhasil memukul mundur tentara Inggris dari Lexington hingga ke daerah Boston.

Kongres di Pensylvania
Kongres Kontinental Kedua diadakan di Philadelphia, Pennsylvania pada 10 Mei. Kongres memilih untuk berperang, melantik milisi colonial sebagai serdadu kontinental. Kongres menunjuk Kolonel George Washington dari Virginia sebagai komandan pada 15 Juni. Walaupun pecah konflik bersenjata, ide untuk memisahkan diri secara keseluruhan dari Inggris masih ditentang banyak anggota Kongres Kontinental. Pada bulan Juli, mereka membuat Petisi Perdamaian (The Olive Branch Petition) yang memohon pada Raja untuk mencegah aksi-aksi kekerasan lebih lanjut hingga mereka dapat menghasilkan beberapa perjanjian. Raja George menolaknya, dan pada 23 Agustus 1775 malah memproklamirkan pemberontakan yang dilakukan oleh koloni.
Aksi di Virginia dan Carolina
November 1775, Lord Dunmore, gubernur Virginia, menawarkan kebebasan bagi para budak yang ingin berperang bagi Inggris. Alihalih, pernyataannya mendorong warga Virginia, yang awalnya tetap memilih sebagai kaum Loyalis, untuk mendukung pemberontakan.
Gubernur North Carolina, Josiah Martin, juga mengimbau warganya untuk tetap setia pada Kerajaan. Ketika 1.500 orang menjawab panggilan Martin, mereka dikalahkan oleh tentara revolusioner. Pasukan South Carolina berhasil memukul mundur pasukan Inggris pada akhir bulan. Pasukan Inggris tidak kembali ke Selatan hingga lebih dari dua tahun setelahnya.
Deklarasi kemerdekaan
Komite yang dipimpin Thomas Jefferson berhasil menyusun deklarasi kemerdekaan Amerika setelah terilhami oleh gagasan karya Thomas Paine, Common Sense yang berisi tentang penyerangan terhadap gagasan monarki. Secara garis besar Deklarasi Kemerdekaan yang disahkan pada 4 Juli 1776 itu tidak hanya mengumumkan lahirnya negara baru, tetapi juga memaparkan filosofi tentang kebebasan manusia yang akan menjadi kekuatan dinamis di seluruh dunia. Deklarasi ini diambil dari filosofi politik Pencerahan Perancis dan Inggris, tetapi pengaruh yang paling menonjol adalah Second Treatise on Government karya John Locke. Locke mengambil konsep hak tradisional orang Inggris dan mengubahnya menjadi hak asasi manusia yang bersifat universal.
Persekutuan dengan Perancis
Amerika yang mengalami krisis setelah deklarasi kemerdekaannya, hampir tidak mampu berperang melawan invasi yang kembali di lakukan Inggris. Amerika berniat meminta bantuan Perancis dengan alasan geopolitik: pemerintah Perancis sudah lama menginginkan pembalasan dendam terhadap Inggris Raya sejak kekalahan pada 1763. Benjamin Franklin pun dikirim ke Paris pada 1776.
Perancis mulai membantu koloni pada Mei 1776, ketika mereka mengirim 14 buah kapal bermuatan perlengkapan perang ke Amerika. Pada 6 Februari 1778, koloni dan Perancis menandatangani Traktat Perdamaian dan Perdagangan, di mana Perancis mengakui Negara Perserikatan dan menawarkan kontrak dagang. Mereka juga menandatangani Traktat Persekutuan, dengan syarat apabila Perancis turut berperang, tidak satu pun dari mereka yang akan meletakkan senjatanya hingga koloni tersebut meraih kemerdekaannya, tidak ada yang mengadakan perdamaian dengan Inggris Raya tanpa persetujuan yang lainnya, dan masing-masing pihak menjamin hak milik pihak lain di Amerika. Inilah satusatunya traktat pertahanan bilateral yang ditandatangani Negara Serikat ataupun penerusnya hingga pada 1949.
Kemenangan dan Kemerdekaan
Pada Juli 1780, Raja Perancis Louis XVI mengirim pasukan ekspedisi berjumlah 6.000 orang ke Amerika di bawah pimpinan Comte Jean de Rochambeau. Angkatan darat dan angkatan laut Perancis dan Amerika yang berjumlah 18.000 orang, bolak-balik beradu senjata dengan Cornwallis selama musim panas hingga musim gugur. Akhirnya, pada 19 Oktober 1781, setelah terjebak di Yorktown di dekat muara Teluk Chesapeake, Cornwallis menyerahkan angkatan daratnya yang beranggotakan 8.000 tentara Inggris.
Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk menawarkan negosiasi damai di Paris pada awal 1782. Pada saat itu Amerika diwakili oleh Benjamin Franklin, John Adams dan John Jay. Pada 15 April 1783, Kongres menyepakati traktat terakhir. Ditandatangani pada 3 September, Traktat Paris mengakui kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan penuh 13 negara bagian yang dulunya disebut koloni. Negara Serikat yang baru terentang ke barat sampai Sungai Mississipi, ke utara sampai Kanada dan ke selatan sampai Florida, yang dikembalikan ke Spanyol.
2.3.      Tokoh-tokoh Revolusi Amerika dan Peranannya
            Tokoh-tokoh yang berperan besar dalam deklarasi serta kemerdekaan Amerika antara lain sebagai berikut.
a.       Samuel Adams
      Pemimpin kelompok radikal yang paling efektif adalah Samuel Adams dari Massachusetts, yang bekerja keras tanpa lelah demi satu tujuan akhir: kemerdekaan. Adams ingin membebaskan orang-orang dari kekaguman mereka terhadap sosok sosial dan politik yang lebih berkuasa, menyadarkan mereka akan kekuatan dan pentingnya diri mereka sendiri dan dengan demikian menggugah mereka untuk berbuat sesuatu. Pada 1772 dia membujuk rapat kota Boston memilih “Komite Koresponden” untuk menyatakan hak dan  keluhan dari warga koloni. Adams jugalah penyulut api revolusi dengan aksinya memimpin koloni pada peristiwa ‘The Boston Tea Party’.
b.      Thomas Paine
            Thomas Paine merupakan teoris politik radikal dan penulis yang datang dari Inggris pada 1774, mempublikasikan risalah 50 halaman berjudul Common Sense (Akal Sehat) yang terjual 100.000 kopi dalam tiga bulan. Paine menyerang gagasan tentang monarki berdasarkan warisan, dan menyatakan satu orang jujur lebih berarti bagi masyarakat daripada “seluruh pen jahat bermahkota yang pernah hidup.” Ia memaparkan alternatifnya— terus menyerah pada raja tiran dan pemerintahan usang, atau bebas dan bahagia sebagai republik yang merdeka dan mandiri. Karena beredar di seluruh koloni, Common Sense membantu pengambilan keputusan untuk merdeka.
c.       Thomas Jefferson
            Thomas Jefferson dikenal sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence) yang terilhami oleh Common Sense karya Thomas Paine juga teori-teori kebebasan dan kemanusiaan oleh John Locke.  Jefferson juga mendirikan University of Virginia dan membangun salah satu rumah Amerika yang paling terkenal, Monticello, di Charlottesville, Virginia.
d.      George Washington
            George Washington pada awalnya adalah Letnan Kolonel daerah Virginia. Pada tahun 1776 Revolusi Kemerdekaan Amerika pecah dan Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan dan memisahkan diri dari Kerajaan Inggris. Kepemimpinan George Washington berkontribusi banyak dalam keberhasilan daerah-daerah jajahan di Amerika memperjuangkan kemerdekaannya. Pada tahun 1783 Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat, George Washington keluar dari tentara. Empat tahun kemudian pada 1787 ia menjadi Ketua Konvensi Konstitusional. Pada tahun 1789 setelah Konstitusi disahkan, ia dipilih dengan suara bulat menjadi Presiden Amerika yang pertama.
e.       Benjamin Franklin
Benjamin Franklin merupakan sosok ilmuwan, penemu, penulis, penerbit koran, bapak kota Philadelphia, diplomat, dan penanda tangan Deklarasi Kemerdekaan (Declaration of Independence) dan Undang-undang. Sebelum terjadinya revolusi Franklin telah berperan aktif dalam mewujudkan nilai-nilai kehidupan dari sifat praktis yang cerdas dan keyakinan optimis dalam peningkatan diri yang sering diasosiasikan dengan Amerika sendiri.

2.4.      Dampak Revolusi Amerika
            Dampak Revolusi Amerika dapat dirasakan oleh Amerika sendiri maupun dunia. Terutama di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya.
A.    Kondisi Politik
            Di Amerika sendiri terbebasnya dari status koloni Inggris menjadi sebuah kemajuan pesat. Digunakannya sistem demokrasi yang mengatas namakan kepentingan rakyat dalam menjalankan pemerintahan juga menjadi sebuah dampak positif yang dirasakan bangsa tersebut.
            Sementara itu dampak politik bagi dunia adalah terjadinya Revolusi Perancis yang terinspirasi oleh Amerika. Marquis de Lafayette adalah tokoh pembangkit Revolusi Perancis yang belajar banyak dari perang kemerdekaan Amerika saat misinya menjadi jenderal pembantu dari Perancis yang tergabung dalam pasukan militer Washington.
B.     Kondisi Ekonomi
            Amerika yang sekian tahun menjadi Negara koloni Inggris mendapat tekanan ekonomi akibat pajak yang sangat tinggi yang dibebankan oleh Inggris. Karena itulah setelah deklarasi kemerdekaan Amerika, beban-beban pajak yang tidak masuk akal tersebut hilang dan keadaan ekonomi bertahap menjadi seimbang kembali. Rakyat Amerika juga menentang tentang monopoli perdagangan yang dilancarkan oleh Inggris terhadap rakyat Amerika.
            Paham Amerika tentang kebebasan perdagangan juga mengacu pada sistem kapitalis. Sistem kapitalis merupakan sistem perdagangan bebas dengan artian siapa saja berhak memilki asset Negara yang dapat digunakan untuk menopang perekonomian. Hingga saat ini sistek kapitalis menjadi sistem yang banyak digunakan di dunia.
C.     Kondisi Sosial
            Paham kebebasan lagi-lagi menjadi alasan utama. Rakyat Amerika yang sadar betul akan kebebasan individu juga berujung pada sebuah deklarasi. Deklarasi ‘Human Right’ yang berisi tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia dimasukkan ke dalam UUD Amerika yang menjadi ‘Bill of Right’. Praktik perbudakan di Amerika Serikat pun dihapuskan.
            Pernyataan Hak-hak Asas Manusia Sedunia pada 10 Desember 1948 juga merupakan wujud dari dampak Revolusi Amerika terhadap dunia. Paham tentang kemerdekaan yang merupakan salah satu bagian dari Hak Asasi Manusia juga berkembang di seluruh dunia dan membangkitkan semangat kemerdekaan.
D.    Kondisi Budaya
            Tingkat kebudayaan Amerika Serikat  tergolong maju. Hal ini terbukti dengan kemajuan teknologinya. Amerika Serikat setelah merdeka juga tidak menghilangkan budaya ‘pembelajar’ yang sudah ada sejak masih era koloni.
            Tingkat kebudayaan Amerika dan kemajuan teknologinya berperan aktif dalam perkembangan ilmu pengetahuan bagi dunia. Amerika Serikat bersama rekannya Russia merupakan Negara pioneer yang banyak melakukan penelitian luar angkasa.
           
Dampak Revolusi Amerika bagi Indonesia:
Di Indonesia semangat Revolusi Amerika mempengaruhi pergerakan nasional. Pengaruh tersebut lebih bersifat pada paham-paham tentang hak bagi setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan dan kedaulatan. Munculnya organisasi-organisasi seperti Indiche Partij, Perhimpunan Indonesia dan PNI juga merupakan wujud terinspirasinya dari Revolusi Amerika.
Organisasi-organisasi tersebutlah yang menjadi cikal bakal gerakan-gerakan kemerdekaan Indonesia lainnya hingga akhirnya berujung pada pencapaian kemerdekaan yang diperoleh dengan kekuatan tangan bangsa Indonesia sendiri.















BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
            Revolusi Amerika terjadi karena berbagai macam tekanan yang dilakukan oleh Inggris terhadap daerah koloninya tersebut. Gerakan ini awalnya hanyalah bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Inggris yang banyak melakukan tindakan yang merugikan Amerika. Dikeluarkannya berbagai undang-undang oleh Inggris terhadap Amerika juga pemonopolian perdagangan oleh Inggris menjadi sebab utama kejengkelan rakyat Amerika terhadap Negara induknya itu. Hingga akhirnya Amerika membentuk Konvensi Konstitusional yang mengadakan kongres yang berakhir pada keputusan untuk memisahkan diri dari Inggris.
            Common Sense karya Thomas Pain dan Second Treatise on Government karya John Locke yang berisi asas kebebasn dan kemerdekaan adalah  karya yang menginspirasi ‘Declaration of Independent’ yang ditulis oleh Jefferson.
            Dibantu oleh Perancis yang berniat membalaskan dendam kekalahan perang tujuh tahun, Amerika berhasil mengusir tentara Inggris hingga akhirnya Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Amerika sebagai Negara serikat pada perjanjian Paris.
            Tokoh-tokoh yang berperan besar dalam Revolusi Amerika antara lain adalah Samuel Adams, Thomas Paine, Thomas Jefferson, George Washington, dan Benjamin Franklin.
Dampak Revolusi Amerika:
  •   Berkembangnya sistem Demokratik-Republik
  •   Dihapuskannya perbudakan
  •   Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia
  •   Munculnya sistem ekonomi Kapitalisme
  •   Menginspirasi gerakan-gerakan kemerdekaan Negara lain


Daftar Pustaka

Buku Garis Besar Sejarah Amerika Serikat
Buku Sejarah Peminatan kelas XI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar