Rabu, 15 Februari 2017

ESTETIKA : SEJARAH PERKEMBANGAN SENI PERIODE KLASIK DAN MEDIEVAL




BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang
Seni merupakan bagian dari pemuas kebutuhan jiwa manusia akan estetika (keindahan).  Seni adalah sebuah konsep abstrak, bukan kongkrit. Sehingga mempelajari seni tidak terlepas dari hal-hal yang acak, dan tidak selalu berdasar pada logika manusia. Karena itulah pembahasan tentang seni berorientasi pada konsep-konsep. Konsep seni itu sendiri senantiasa berubah seiring perkembangan zaman. Karya seni akan selalu memiliki dasar dan tujuan yang berbeda sesuai pada zaman di mana seni itu tercipta. Perkembangan persepsi dan pandangan masyarakat turut memengaruhi karya-karya seni rupa pada zamannya.
           
1.2.      Tujuan Penulisan
a.       Mendeskripsikan ciri khas mendasar pada seni zaman klasik dan medieval
b.      Mengidentifikasi tokoh-tokoh seni terkemuka pada zaman klasik dan medieval
c.       Menjelaskan pandangan masyarakat terhadap karya seni zaman klasik dan medieval
d.      Memaparkan sebab-sebab transisi perkembangan karya seni menuju masa selanjutnya

1.3.      Ruang Lingkup
·         Periode klasik
·         Abad pertengahan
·         Yunani – Romawi
·         Benua Eropa


BAB II
PEMBAHASAN


2.1.      KARYA SENI ZAMAN KLASIK
Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan. Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman klasik. Kepercayaan awal pemujaan terhadap arwah (roh nenek moyang) berkembang menjadi kepercayaan kepada para dewa.
Kebutuhan sarana ibadah baik bentuk dewa maupun tempat peribadatan menjadi alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa kuil, candi, vihara, dan patung-patung perwujudan dari dewa dan dewi, serta piramid. Didorong oleh perkembangan ilmu dan teknologi, serta ditemukannya bahan logam, menjadikan karya-karya mereka mencapai tahap perkembangan yang dapat mencapai puncak (klasik).
Seni pada zaman klasik belum menempatkan tujuan keindahan pada penciptaannya. Karya seni pada zaman klasik masih digunakan untuk tujuan kepercayaan. Contohnya, karya seni dipakai sebagai media penyembahan dewa atau hal lain yang diagungkan oleh masyarkat pada waktu itu. Selain itu, karya seni pada zaman ini juga hanya mengandalkan ingatan atau replikasi terhadap hal - hal atau makhkuk -makhluk yang dilihat sehari - hari atau kejadian - kejadian yang pernah terjadi.
a.       Jenis tujuan karya seni zaman klasik   :
·         Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
·         Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii)





2.2.      TOKOH SENI ZAMAN KLASIK

a.      Plato
Plato (lahir sekitar 427 SM – meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis phicophical dialogues dan pendiri Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles.
Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Plato adalah filusuf pertama didunia barat yang dalam seluruh karyanya mengemukakan pandangan yang meliputi hampir semua pokok estetika. Pembahasannya tidak utuh dan merupakan suatu system tersendiri, tetapi tersebar sebar dalam karyanya
b.      Aristoteles 
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato.  Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Sebagai murid plato, Aristoteles mengemukakan beberapa pandangan yang mirip dengan ajaran sang guru, tetapi sudut pandangnya berbeda. Mengapa? Karena Aristoteles menolak dunia idea Plato sebagai sumber pengetahuan. Sumbangan utama Aristoteles bagi estetika diuraikan dalam buku Poetika (poetics). 

2.3.      PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP KARYA SENI KLASIK
Pandangan seni pada era klasik yaitu ditandai dengan adanya kebudayan Yunani – Romawi yang dimana kebudayaan tersebut menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai manusia makhluk yang berpikir terus – menerus memahami lingkungan alamnya dan juga meentukan prinsip – prinsip bagi tindakannya sendiri. Demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia).
Selain itu ada juga kesustraan Yunani Kuno, misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, yang menceritakan tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru.
Dan ada juga seni arsitektur ala Yunani – Romawi yang mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hokum, kekuatan, dan keindahan.
Semua ini jelas menunjukan bahwa kebudayaan Yunani – Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos dan sangat dihargai pula pada eranya. Suatu pandangan yang biasa disebut dengan “Humanisasi Klasik”.






2.4.      SEBAB TRANSISI SENI KLASIK MENUJU MEDIEVAL

a.      Perkembangan agama nasrani di Romawi
Perkembangan agama nasrani menjadi ciri khas yang tampak pada abad pertengahan. Pada masa ini kekuatan otoritas gereja adalah yang tertinggi. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Karya seni pada zaman tersebut juga tak lepas dari pengaruh gereja. Romawi yang pada masa itu merupakan acuan karya seni, juga melegalkan agama nasrani. Bahkan sang kaisar pula menjadi pemeluk agama nasrani.
b.      Seni sebagai kebutuhan keindahan
Kesadaran masyarakat tentang kebutuhan seni sebagai keindahan, lantas merombak dasar seni yang menjadi pondasi seni pada zaman klasik. Tujuan mitisme perlahan mulai terkikis hingga akhirnya hilang sama sekali. Para pelaku seni juga mulai menciptakan karya diluar hal-hal yang mereka lihat. Tapi juga mulai mengembangkan imaji mereka.

2.5.      KARYA SENI ZAMAN MEDIEVAL
Pada masa ini, karya seni sangat sering diperuntukan untuk agama. Oleh karena itu banyak sekali karya - karya yang ditemukan identik dengan keagamaan seperti lukisan - lukisan. Pada masa ini lahir istilah gaya ‘Gothic’. Istilah gothik mengacu pada seni –arsitektur, lukis, dan pahat – tiga abad terakhir zaman pertengahan. Istilah ini berasal dari para penulis akhir Abad Pertengahan yang lebih menaruh perhatian pada kebudayaan Yunani-Romawi daripada kebudayaan abad pertengahan sendiri.





2.6.      TOKOH SENI ZAMAN MEDIEVAL

a.      Giotto di Bondone
Giotto di Bondone dilahirkan sekitar tahun 1267 di Italia dan diperkirakan tepatnya di sekitar Firenze. Ia adalah dikenal sebagai seorang pelukiszaman pertengahan yang dapat membuat figur yang dilukiskannya tampak pejal.
Semasa hidupnya, Giotto tinggal di Firenze dengan keluarganya dan sering membuka fresko yang berisi dengan adegan religius. Karyanya yang paling terkenal adalah lukisan kehidupan Yesus dan Maria di Gereja Arena, Padua. Ia meninggal pada tahun 1337 pada usia 70 tahun.
b.      Duccio
Duccio di Buoninsegna sekitar 1255-1260 – sekitar 1318-1319) adalah seorang artis Italia, yang aktif di kota Siena, Toskana, di mana ia lahir, pada akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14.
Ia dianggap sebagai bapak lukisan Siena dan bersama dengan para pendiri kesenian Barat lainnya. Karya terkenal Rucellai Madonna (1285) Maestà bersama Dua Puluh Malaikat dan Sembilan Belas Santo (1308-1311)

2.7.      Pandangan Masyarakat Terhadap Karya Seni Medieval
Pada era ini, pandangan masyarakat terhadap seni hanya terbatas pada seni lukisan saja. Namun seni lukis ini sangat dihargai pada era ini. Terbukti dengan terkenalnya bidang seni yang sanagt kreatif. Dimana mereka dapat menggabungkan gambar-gambar  serius dan mendalam denagn menyengkan dan cerdas. Yaitu mereka mampu mengekspresikan lukisan mereka dalam berbagai bidang, baik itu keagamaaan, dan suatu lukisan yang merupakan ilustrasi dari alkitab.
Di bidang seni music zaman medieval masih sangat minim instrumen alat music. Sebab music yang mereka buat lebih mereka khususkan kepada pemujaan terhadap tuhan. Mereka menganggap demikian karena dalam konteks ibadah tidak boleh ada instrument alat music.
2.8.      SEBAB TRANSISI MEDIEVAL MENUJU RENAISSANCE

a.       Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan murni
Ditemukannya benua Amerika oleh Colombus merupakan sebuah titik terang pada abad pertengahan. Abad yang dikenal sebagai The Dark Age. Petualangan Colombus membuktikan kesalahan dogma gereja tentang bumi seperti piringan datar dan dikelilingi neraka. Sejak saat itu, Eropa mulai gencar melakukan pencarian dan penelitian atas ilmu pengetahuan yang sesungguhnya.
b.      Dimulainya gerakan pembaruan dari kaum borjuis
Kaum borjuis terpelajar mulai menyadari kesalahan abad pertengahan tentang kekuasaan gereja dan kerajaan. Perlahan tapi pasti, mereka berjuang mengubah persepsi masyarakat tentang kekuasaan tertinggi berada pada modal (harta) dan ilmu pengetahuan. Bukannya hamba Tuhan maupun bangsawan.
c.       Munculnya sikap sekulerisme, materialisme, dan rasionalisme
Pasca Renaissans, masyarakat Eropa bertekad memisahkan antara urusan kemanusiaan dan agama. Larangan-larangan tentang penentangan terhadap dogma gereja tidak lagi mereka pandang sebagai hal yang penting. Mereka mulai memandang ilmu pengetahuan sebagai hal yang utama, bukannya agama. Ideology kaum borjuis tentang hal-hal kebendaan dan orientasi terhadap modal (harta) turut menjadi hal yang dijunjung tinggi pada masa tersebut.







BAB III
PENUTUP

3.1.      KESIMPULAN
Karya seni rupa zaman klasik memiliki ciri khas yang didominasi oleh hal-hal mitisme dan propaganda. Pada masa ini seniman hanya mengandalkan apa yang mereka lihat untuk menciptakan sebuah karya seni. Romawi dan Yunani menjadi acuan seni pada zaman tersebut.sehingga karya seni juga didominasi oleh kepercayaan politheisme (percaya pada banyak dewa / Tuhan). Tokoh yang terkenal pada masanya adalah Socrates dan muridnya Aristoteles. Pandangan masyarakat terhadap karya seni banyak dipengaruhi oleh kedua tokoh tersebut. Misalnya saja persepsi tentang Humanisasi Klasik.
Karya seni rupa zaman medieval didominasi oleh hal-hal yang mengacu pada kepentingan gereja. Transisi dari zaman klasik menuju medieval ditandai dengan berkembangnya agama nasrani. Masyarakat pun mulai memandang seni sebagai kebutuhan akan keindahan. Merombak dasar seni zaman klasik yang mengacu pada mitisme dan propaganda. Tokoh yang terkenal pada abad pertengahan adalah Giotto di Bondone dan Duccio yang karyanya didominasi oleh kepentingan pengajaran ataupun penyebaran agama.
              Masa renaissance sebagai kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa mengakhiri perkembangan seni pada zaman medieval atau abad pertengahan.









DAFTAR PUSTAKA


https://perpus-maya.blogspot.co.id/2015/03/seni-rupa-zaman-abad-pertengahan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar